Gambar Mewarnai Princess
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Princess. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Tiga Orang Buta dan Gajah - Cerita Anak
Suatu hari, ada tiga orang buta yang sangat penasaran tentang gajah. Mereka sudah mendengar banyak cerita tentang binatang besar ini, tetapi karena mereka tidak bisa melihat, mereka hanya bisa membayangkan bentuknya dari apa yang mereka dengar. Mereka memutuskan untuk pergi ke kebun binatang untuk memegang langsung seperti apa gajah itu. Pemandu kebun binatang yang baik hati menemui mereka dan mengajak mereka menuju kandang gajah. Setelah mereka tiba, sang pemandu dengan sabar berkata, “Hari ini kalian beruntung, karena bisa memegang langsung gajah. Ini adalah kesempatan yang luar biasa.” Salah satu dari mereka, si orang pertama, adalah orang yang paling bersemangat. Ia mendekat dengan cepat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian depan gajah!” Lalu, dengan hati-hati, ia meraba belalai gajah yang panjang dan lentur itu. Belalai itu terasa besar dan kuat, seolah bisa menggenggam apa saja. Orang kedua, yang sedikit lebih tenang, mendekat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian tengah gajah. Pasti kakinya besar dan kuat.” Ia meraba salah satu kaki gajah yang besar dan tebal. Kaki itu terasa kokoh seperti batang pohon besar yang tertancap di tanah. Orang ketiga, yang lebih berhati-hati, memilih untuk meraba bagian ekor gajah. “Saya ingin memegang bagian belakang gajah,” katanya sambil mengusap ekor gajah yang panjang...
Baca Dongeng...Ayah yang Galak (Tapi Sayang Banget) - Cerita Anak
Halo! Namaku Ani. Umurku 11 tahun. Aku duduk di kelas 5 SD dan aku punya adik laki-laki namanya Rafi. Umurnya baru 6 tahun. Dia lucu, tapi kadang ngeselin karena kalau tidur suka tendang-tendang. Aku mau cerita. Cerita ini bukan cerita dongeng, tapi cerita beneran, tentang TBC. Namanya aja aneh, kayak nama robot, tapi ternyata itu nama penyakit. Dan kami sekeluarga pernah kena. Iya, kena beneran. Awalnya... Tujuh bulan yang lalu, ibuku mulai sering batuk-batuk. Awalnya sih biasa aja, kayak flu, pilek, batuk. Tapi... kok lama-lama nggak sembuh-sembuh ya? Udah ke dokter dua kali, tapi tetap aja batuknya betah. Sampai-sampai aku hapal suaranya: “Khhk.. Khhk.. Khhkhhh..” Itu bunyi batuk ibu yang aku dengar tiap malam. Kadang bikin aku susah tidur. Kadang bikin aku takut. Setelah dua bulan batuk terus, ibu mulai sesak napas. Aku lihat matanya sering ngantuk, mukanya pucat, dan berat badannya turun. Aku pikir, jangan-jangan ibu stres karena piring di dapur numpuk. Tapi ternyata bukan. Waktu ke dokter lagi, ibu langsung disuruh ke IGD di rumah sakit. Di sana ibu dicek-cek dan diambil darahnya. Aku ikut lihat, adik Rafi sampai tutup mata pakai tas kecilnya. Hasilnya keluar: Ibu kena.. TBC. Tiba-tiba Aku dan Rafi Juga Dicek Waktu itu aku...
Baca Dongeng...Bakpao Zhuge: Roti Penipu Siluman - Dongeng
(Dongeng kocak yang hampir masuk buku sejarah, kalau saja siluman bisa tanda tangan.) Dahulu kala, di masa Tiga Kerajaan Tiongkok, hidup seorang jenderal cerdas bernama Zhuge Liang. Otaknya encer, rambutnya licin, dan kipas bulunya selalu mengepak elegan meski angin tak lewat. Ia terkenal bukan hanya karena strategi perangnya yang ciamik, tapi juga karena kemampuannya... berbohong secara estetis. Suatu hari, Zhuge Liang dan pasukannya harus menyeberangi Sungai Luohun—sungai besar nan deras yang konon dijaga oleh Siluman Penunggu Sungai, bernama Bubuwu, seekor makhluk bertubuh buaya, berkepala singa, dan suara cempreng seperti anak kos kehabisan kuota. Menurut kepercayaan warga, Bubuwu hanya akan membiarkan manusia menyeberang jika diberi tumbal kepala manusia. Bayangkan betapa ribetnya—mau perang aja kudu ngorbanin kepala orang dulu. Karena tidak ada promo "tumbal buy 1 get 1", Zhuge Liang pun menolak. Ia tidak mau rakyatnya kehilangan kepala hanya demi menyeberang sungai. Selain karena kemanusiaan, ya... kepala itu mahal, isinya otak. Strategi Roti Kepala Lalu datanglah ide brilian. "Jika yang dia mau cuma bentuk kepala, kenapa nggak kita bikin palsu aja?" kata Zhuge Liang, sambil menatap adonan tepung dengan tatapan strategis. Ia mengaduk-aduk tepung, menambahkan ragi, susu, dan daging cincang. Lalu ia kukus bulatan itu sampai mengembang seperti pipi bayi kenyang. “Ini...
Baca Dongeng...